Kapan Waktunya “Loncat Kapal”? – Dalam berkarir di perusahaan tidak lepas dari keinginan untuk tumbuh baik secara skill, jabatan maupun finansial. Namun tidak setiap perusahaan cukup kompetitif bagi talenta terbaik diperusahaan mereka. Perusahaan yang kompetitif akan menyediakan pelatihan dan posisi untuk talenta karyawanya.

Kapan Waktunya "Loncat Kapal"?
Kapan Waktunya “Loncat Kapal”?

Akan ada masa dimana Anda sebagai karyawan dituntut untuk terus berkembang dan jika perusahaan sekarang tidak dapat memenuhi kebutuhan Anda sudah waktunya mencari tempat lain untuk berkarir.

Kapan Waktunya “Loncat Kapal”?

Ada beberapa indikator yang perlu diperhatikan yang menandakan bahwa tempat Anda bekerja layak untuk ditinggalkan.

Karir Stuck

Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah adanya jenjang karir. Pada perusahaan yang sehat dan kompetitif akan menyediakan jenjang karir disertai dengan pelatihan yang memadai bagi karyawanya.

Bagi mereka karyawan adalah asset yang berharga yang menghasilkan competitive advantage (keunggulan kompetitif) bagi perusahaan karena itu perusahaan perlu menjaga karyawan potensial mereka. Salah satunya adalah dengan menyediakan posisi yang sesuai.

Perusahaan akan menyediakan berbagai sarana pengembangan karyawan seperti training, sertifikasi dan coaching supaya karyawan siap menempati posisi yang baru.

Akan jadi pertanyaan jika selama Anda bekerja tidak pernah mendapatkan program training maupun coaching dari perusahaan. Apakah perusahaan tidak punya program pengembangan karyawan? Apakah tidak ada posisi yang layak untuk diisi? Ataukah tidak ada budget?

Jika memang sejak awal Anda masuk tidak ada program pengembangan karir bagi karyawan sebaiknya Anda mulai persiapan untuk mencari perusahaan lain. Anda akan terus bekerja tanpa ada kemungkinan kenaikan jabatan kecuali Anda mau menunggu top level management mau berubah.

Salary Tidak Sebanding

Soal salary relative, tergantung pada siapa yang melihat. Bisa jadi gaji seseorang terlihat tinggi, namun sebenarnya tidak sebanding dengan gaji pasaran. Cara terbaik untuk mencari tahu apakah gaji yang diterima sudah sesuai atau belum adalah dengan membandingkan dengan range gaji pasaran (saya biasa menggunakan jobstreet untuk mencari pembanding).

Selain membandingkan jobstreet saya juga membandingkan dengan kawan seprofesi untuk mendapatkan gambaran gaji diluar perusahaan saya.

Lingkungan Tidak Kondusif

Faktor lain yang menjadi penyebab utama karyawan resign adalah lingkungan. Tidak bisa dipungkiri lingkungan kerja yang sehat dan nyaman membuat karyawan jadi betah untuk bekerja. Menurut survey McKinsey mayoritas karyawan resign karena merasa tidak dihargai oleh atasan dan merasa tidak nyaman dengan lingkungan mereka bekerja. [1]

Skill Tidak Berkembang

Bagi beberapa orang gaji saja tidak cukup. Mereka mencari self development. Tipe karyawan seperti ini menuntut adanya pengembangan skill dan sertifikasi.

Namun sayangnya tidak semua perusahaan memiliki program pengembangan karyawan. Bisa jadi memang belum terpikirkan oleh top level management atau mungkin soal biaya yang belum ada.

Jika Anda tipikal yang haus akan skill dan knowledge baru namun perusahaan Anda yang sekarang tidak dapat memenuhi kebutuhan Anda mungkin dapat dipertimbangkan untuk mencari tempat baru dengan program pengembangan karyawan yang baik.

Work-Life Balance Tidak Seimbang

Faktor lain yang bisa dibilang cukup berpengaruh bagi karyawan adalah keseimbangan antara kehidupan kerja dan personal (work-life balance). Perlu diingat bahwa karyawan bukanlah robot yang bisa terus bekerja, mereka juga manusia yang memerlukan keseimbangan antara job desk diperusahaan dengan kehidupan personal mereka. Saat porsi pekerjaan terlalu banyak hingga menyita banyak waktu mereka, banyak yang memutuskan untuk pindah ke perusahaan lain.

Sumber:
1 https://twitter.com/McKinsey/status/1462647035149099018

Sumber gambar:
BBC

Leave a Reply

All fields marked with an asterisk (*) are required